Diberdayakan oleh Blogger.

Catatan Perjalanan Singkat

Pernah dengar komentar seperti ini, "ustadz kok kasar gitu, padahal Islam mengajarkan kelemahlembutan.", ada pula yang mengatakan "ustadz klemak-klemek, nggak tegas sama sekali". Bukan hanya ustadz, tetapi orang pada umumnya. Hanya saja karena kita berbicara tentang agama, maka kita mengangkat orang-orang yang berada pada bidangnya.

Islam adalah agama yang kaffah alias komplit. Mulai urusan cebok, seks, hingga kepemimpinan, baik soal adab maupun ilmu semua ada pada Islam. Baik, kembali lagi kepada individu pemeluk Islam. Orang-orang yang suka dengan ustadz yang sopan, lemah lembut, dsb, mereka terkadang membully ustadz yang keras, jarang senyum, dsb. Demikian pula sebaliknya. Akhirnya muncul istilah Islam garis keras, Islam garis lunak, bahkan orang-orang yang gemes dengan keduanya membuat wadah Islam garis lucu.

Maka kita perlu kembali kepada kondisi Islam yang mendasar, bahwa Islam ini kaffah, lengkap. Dahulu, sosok Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat yang lemah lembut, sopan, penuh empati. Padahal ketika itu orang-orang yang memusuhi Nabi adalah preman-preman ganas. Mereka tidak bisa dihadapi dengan orang-orang yang sopan dan lemah lembut. Maka singkat cerita Nabi berdoa supaya Islam memiliki tokoh yang semisal. Umar bin Khathab adalah orang yang tepat. Ia adalah preman yang disegani. Tak sampai sepekan, doa beliau dikabulkan. Dengan adanya Umar, maka Nabi melakukan dakwah secara terang-terangan. Bersama para sahabat, nabi lebih kuat menghadapi para musuh.

Maka tulisan ini bertujuan agar kita fair dalam beragama. Beragamnya karakteristik manusia adalah karunia dari Tuhan Yang Mahakuasa. Ada orang-orang yang polos yang dapat diingatkan oleh sesama orang yang polos., tetapi ada juga orang-orang keras yang hanya dapat dihadapi oleh orang yang keras juga. Dengan demikian, ada kebaikan-kebaikan yang hanya dapat diwakili oleh orang tertentu.

Ayat-ayat yang keras ya ada, ayat-ayat yang lunak juga ada, karena Islam selain memberi peringatan juga memberi kabar gembira, semua ada dalam Islam. Sehingga dengan memahami ini, maka orang akan saling menghormati. Sesama ustadz, kiai bahkan ulama, yang memahami agama secara utuh maka mereka adem ayem, saling menghormati, meskipun berbeda pandangan, dan yang rame biasanya adalah netizen, hehehehe...

Akhirnya, dengan memahami ini, maka kita dapat beragama secara proporsional. Kita lebih obyektif dalam melihat suatu permasalahan dan harapannya kita memiliki hati yang selamat (qolbun salim). Dengan qolbun salim, maka kita memandang orang lain, melihat perbedaan, menyaksikan keberagaman dengan pandangan yang luas. Alhamdulillah


Salam,
Agus Tri Yuniawan
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Lemah sudah tubuhmu,
Anganmu terbayang puluhan tahun silam

Pernah kau maki ayahmu,
Pernah kau bentak ibumu,
Kala dulu hasratmu ingin punya sesuatu 

Sekarang anak-anakmu sudah mulai besar
Nalurimu mengarahkan agar mereka benar
Agar selamat dan tidak kesasar
Namun kenyataan memaksamu untuk sadar

Kau ingin mereka pandai mengaji
Tetapi kau sendiri risih dengar suara santri
Kau ingin mereka manut
Tapi setengah mati kau dulu mau menurut
Kau ingin mereka punya adab
Namun sejarah perilakumu biadab

Pikiranmu melayang, 
Andai waktu dapat terulang
Ingin kau koreksi catatan yang telah tertuang

Anakmu, cerminan masa lalumu
Hartamu, menjadi saksi bisu
Kegelisahan dan kegundahan
adalah cara Tuhan menyadarkanmu

Semua berlalu,
Tangis dan sesalmu tak akan mengulang waktu
Namun kini kau tahu
Ampunan Rabb-mu lebih besar dari kenakalanmu

Biarlah orang mengenang,
Sebagai pelajaran generasi mendatang
Menemukan kembali harapan yang hilang
Untuk esok yang gemilang


Salam,
Agus Tri Yuniawan


Sumber Gambar: pinterest[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Bismillah, Alhamdulillah. Semoga kalian sehat selalu, teman-temanku.

Beberapa waktu kemarin, Mas Wildan membuka blog ini, dia bilang, "oh, belum ada catatan baru." Baik, kali ini penulis share sebuah tulisan, oleh-oleh dari ngaji bareng di Masjid Al Barokah Bangunrejo, Tridadi, Sleman, pada malam Sabtu kemarin. Pengajian kali ini bersama Ustadz H. Anis Illahi Wahdati. Terima kasih Ibu Yulia yang membukakan jalan dan kesempatan sehingga kami mendapatkan ilmu yang berharga malam ini. Semoga berkah untuk semuanya.

"Hubbul Wathan Minal Iman", demikian judul yang disampaikan Ustadz Anis pada kesempatan ngaji ini. Beliau ngendiko bahwa tema ini perlu untuk semakin dipahami oleh kita semua. Hal ini dikarenakan kita sedang menghadapi aneka tantangan kebangsaan seperti separatisme, terorisme, narkoba, dan yang marak di era digital ini adalah cyber-crime serta berita hoaks. Hal tersebut berujung pada perpecahan diantara umat manusia. Padahal kita semua telah diikat oleh semangat persaudaraan yang berupa persaudaraan seiman, sebangsa, dan sesama makhluk Tuhan Yang Mahaesa. Komando dari itu semua adalah HATI, karena subyeknya adalah kita semua, manusia.

Sedikit kisah penulis terkait judul ini, dahulu, pernah suatu ketika penulis membuat status whatsapp dengan tulisan "Hubbul Wathan Minal Iman, Cinta tanah air adalah bagian dari iman". Selang beberapa menit ada teman yang menanggapi "Apa iya? Kalau kebersihan sebagian dari iman itu jelas ada haditsnya, lha itu apa ada? Hal itu bisa membuat rancu masyarakat, dasarnya apa? Alangkah baiknya kita melakukan berdasarkan quran dan hadits saja." Teman saya ini memang belum tahu kalau hal ini adalah jargon yang dulu disampaikan oleh Mbah Hasyim Asy'ari, sehingga ini memang bukan hadits. Hanya saja berita-berita yang bertebaran di internet telah mempengaruhi pikiran seseorang dalam merespon sesuatu. Akhirnya kami pun berdiskusi banyak setelah hal ini.

Sebagai manusia, maka tantangan kebangsaan ini perlu dihadapi bersama dengan mengendalikan hati kita masing-masing dalam menjalani kehidupan sosial. Ustadz Anis mengupas tentang lima tingkatan hati manusia. Tingkatan pertama adalah basyiroh, yang disebut juga dengan mata hati. Fungsi basyiroh adalah untuk mengidentifikasi kata hati yang pertama. Contoh riil fungsi ini adalah ketika kita dihadapkan pada kesempatan bersedekah misalnya. Kata hati pertama adalah perasaan ingin berbagi. Kemudian jika kata hati ini tidak segera ditindaklanjuti, maka muncul pertimbangan selanjutnya, baik berupa perhitungan untung-rugi, rasa "eman", dan atau kepentingan-kepentingan lainnya. 

Oleh karenanya, ada tingkatan yang kedua yaitu dhomir. Ia berfungsi memberi perintah untuk melakukan ataupun tidak melakukan, menindaklanjuti kata hati yang pertama atau justru mengabaikan. Setelah seseorang merespon dhomir ini, adalah tingkatan hati yang ketiga yaitu fuad. Ia adalah hakim atas setiap hal yang telah dilakukan manusia. Jika manusia melakukan kebaikan, maka hati akan mengatakan bahwa perbuatannya baik yang akhirnya menimbulkan kedamaian dalam diri manusia. Jika yang dilakukan adalah sebaliknya, maka hati akan menegur bahwa hal ini adalah kesalahan, sehingga timbul rasa bersalah. Oleh karenanya, Ustadz Anis mengajak kita semua untuk sering beristighfar karena tidak ada manusia yang lepas dari kesalahan.

Tingkatan hati yang keempat adalah asror. Ia memunculkan kekuatan pada diri manusia untuk semakin mendekat kepada Tuhannya. Asror adalah wasilah/ perantara sehingga seseorang menjadi dekat dengan Allah. Sampai pada tingkatan yang kelima yakni latifah. Ia sangat halus tetapi powerfull. Karenanya seseorang dapat menerima berita-berita langsung dari langit. Tidak setiap orang sampai pada akses tingkatan ini. Para nabi dan wali/kekasih Allahlah yang memilikinya.

Perasaan cinta pula timbul dari hati. Dengan mengetahui tingkatan hati ini pula manusia semakin mengenal dirinya. Man arofa nafsahu faqod arofa Robbahu, beliau melanjutkan bahwa "barangsiapa mengenal dirinya, maka sungguh ia mengenal Tuhannya. "Oh, Tuhanku tidak menginginkan aku membuat perpecahan. Oh, Tuhanku melarang aku mencuri. Ya, Tuhanku menyuruh aku menyebarkan berita baik, dan sebagainya dan sebagainya."

Akhirnya, dengan memiliki rasa cinta terhadap tanah air ini, kita semua sadar untuk bersama-sama menjaga dan memelihara keutuhan bangsa dan negara. Jika ini dijalankan dengan baik, maka bangsa dan negara Indonesia akan panjang umurnya, yang nantinya mewariskan keindahan untuk anak, cucu, dan generasi-generasi berikutnya. Alhamdulillah.
Salam,
Agus Tri Yuniawan 



Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Setiap kegiatan pasti ada penghujungnya. Kini tibalah saatnya kami sampai pada kegiatan penutupan pelatihan dasar CPNS 2019. Pada sesi akhir ini kami melaporkan kegiatan yang kami laksanakan selama habituasi di instansi masing-masing.

Postingan kali ini kami share laporan aktualisasi kami sebagai guru PAI di SLB. Tujuan hal ini kami share adalah:



  1. Sebagai dokumen, agar tidak hilang.
  2. Dapat menjadi contoh untuk teman-teman lainnya.
  3. Menjadi pintu agar kita semua dapat saling menyempurnakan.

Meski hal ini kita publikasikan, bukan berarti telah benar dan sempurna. Pada kata pengantar telah tertulis bahwa kami terbuka akan saran dan kritik demi baiknya laporan ini. Sebagai catatan dari Pak Ulis selaku pembimbing ketika ujian adalah nilai-nilai aneka masih perlu diperbanyak, tidak hanya satu atau dua. Hal ini agar kita semakin kritis dan melihat lebih detail pada kegiatan sehingga dapat dimaknai lebih mendalam. Itu. Terima kasih Ibu Yulia atas bimbingannya pada kami, mohon maaf jika kami melakukan kesalahan-kesalahan selama kegiatan pelatihan ini.

Selanjutnya barangkali semakin dibaca maka semakin ditemukan kekurangan disana-sini. Inilah kesempatan bagi kita semua untuk saling mengoreksi dan memberi solusi. Alhamdulillah, laporan aktualisasi dapat kami tunaikan tepat pada waktunya.

Salam,
Agus Tri Yuniawan

  Laporan Aktualisasi Guru PAI SLB - Agus;

Baca LA:
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Newer Posts
Coretan yang lalu

Tentang Saya


Agen Perubahan Informatika

Penulis juga bertugas sebagai anggota tim admin medsos:
Padukuhan Dawung
Twitter @DawungID
Instagram @padukuhandawung
FB @padukuhan.dawung

SLB Negeri 2 Yogyakarta
Twitter @SLBN2Jogja
Instagram @slbn2jogja
FB @SLBN2Jogja

About Me






Tujuan dibuat blog ini:
(1) Sebagai nasehat dari penulis untuk diri penulis sendiri, agar tidak lupa, selanjutnya publik dipersilakan mengambil jika ada manfaatnya,
(2) Sebagai media dakwah,
(3) Sebagai sarana menulis


About Me

Postingan Populer

  • Laporan Aktualisasi Latsar CPNS 2019
    Setiap kegiatan pasti ada penghujungnya. Kini tibalah saatnya kami sampai pada kegiatan penutupan pelatihan dasar CPNS 2019. Pada sesi ak...
  • Status WA Kegiatan Latsar CPNS
    Bismillah, Alhamdulillah. Semoga kalian semua dalam keadaan sehat ya, sahabatku semua. Tulisan kali ini penulis memunculkan tema tentang ...
  • Hubbul Wathan Minal Iman
    Bismillah, Alhamdulillah. Semoga kalian sehat selalu, teman-temanku. Beberapa waktu kemarin, Mas Wildan membuka blog ini, dia bilan...
  • Catatan Latsar: Hari Kedua
    Bismillah, Alhamdulillah. Hari Kedua, Latsar CPNS Gol. III Tahun 2019. Rabu, 3 Juli 2019. Kegiatan hari ini diawali dengan jogging ...
  • Catatan Latsar: Hari Pertama
    Bismillah, Alhamdulillah. Catatan kali ini dan 18 hari kedepan adalah catatan penulis selama menjalani Pendidikan dan Pelatihan Dasar (L...
  • Catatan Latsar: Hari Kedelapan (bagian 1)
    Selasa, 9 Juli 2019. Kegiatan pagi seperti biasa yakni shalat subuh berjamaah, olahraga, sarapan dan apel pagi. Selanjutnya ada tiga agen...
  • Catatan Latsar: Hari Ketiga
    Bismillah, Alhamdulillah. Hari Ketiga Latsar CPNS Gol. III Tahun 2019. Kamis, 4 Juli 2019. Seperti hari sebelumnya, setelah menjalanka...
  • Catatan Latsar: Hari Kesembilan
    Rabu, 10 Juli 2019. Yel-yel yang ditampilkan pada apel pagi ini hanya kelompok kami. hal ini karena kelompok 12 dan 13 persiapan seminar ...
  • Catatan Latsar: Hari Keenam
    Ahad, 7 Juli 2019. Setelah kegiatan temu kangen, kami berkumpul untuk melaksanakan apel. Seperti biasa kami mengatur barisan di depan Asr...

Sahabat Telah Singgah

blog counter

Blog Archive

  • ►  2020 (17)
    • ►  Desember (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ▼  2019 (45)
    • ►  Desember (4)
    • ▼  September (4)
      • Islam Agama Yang Kaffah
      • Sajak Si Tua
      • Hubbul Wathan Minal Iman
      • Laporan Aktualisasi Latsar CPNS 2019
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (27)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (51)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (22)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (13)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Dibuat dengan Sepenuh Rasa