Sajak Si Tua
Lemah sudah tubuhmu,
Anganmu terbayang puluhan tahun silam
Pernah kau maki ayahmu,
Pernah kau bentak ibumu,
Kala dulu hasratmu ingin punya sesuatu
Sekarang anak-anakmu sudah mulai besar
Nalurimu mengarahkan agar mereka benar
Agar selamat dan tidak kesasar
Namun kenyataan memaksamu untuk sadar
Kau ingin mereka pandai mengaji
Tetapi kau sendiri risih dengar suara santri
Kau ingin mereka manut
Tapi setengah mati kau dulu mau menurut
Kau ingin mereka punya adab
Namun sejarah perilakumu biadab
Pikiranmu melayang,
Andai waktu dapat terulang
Ingin kau koreksi catatan yang telah tertuang
Anakmu, cerminan masa lalumu
Hartamu, menjadi saksi bisu
Kegelisahan dan kegundahan
adalah cara Tuhan menyadarkanmu
Semua berlalu,
Tangis dan sesalmu tak akan mengulang waktu
Namun kini kau tahu
Ampunan Rabb-mu lebih besar dari kenakalanmu
Biarlah orang mengenang,
Sebagai pelajaran generasi mendatang
Menemukan kembali harapan yang hilang
Untuk esok yang gemilang
Anganmu terbayang puluhan tahun silam
Pernah kau maki ayahmu,
Pernah kau bentak ibumu,
Kala dulu hasratmu ingin punya sesuatu
Sekarang anak-anakmu sudah mulai besar
Nalurimu mengarahkan agar mereka benar
Agar selamat dan tidak kesasar
Namun kenyataan memaksamu untuk sadar
Kau ingin mereka pandai mengaji
Tetapi kau sendiri risih dengar suara santri
Kau ingin mereka manut
Tapi setengah mati kau dulu mau menurut
Kau ingin mereka punya adab
Namun sejarah perilakumu biadab
Pikiranmu melayang,
Andai waktu dapat terulang
Ingin kau koreksi catatan yang telah tertuang
Anakmu, cerminan masa lalumu
Hartamu, menjadi saksi bisu
Kegelisahan dan kegundahan
adalah cara Tuhan menyadarkanmu
Semua berlalu,
Tangis dan sesalmu tak akan mengulang waktu
Namun kini kau tahu
Ampunan Rabb-mu lebih besar dari kenakalanmu
Biarlah orang mengenang,
Sebagai pelajaran generasi mendatang
Menemukan kembali harapan yang hilang
Untuk esok yang gemilang
Salam,
Agus Tri Yuniawan
Sumber Gambar: pinterest[dot]com