Hal-Hal Ideal

Tulisan-tulisan bijak yang kita baca, quote-quote yang kita share, dan beberapa catatan yang tergores pada halaman blog ini adalah hal-hal yang ideal, hal-hal bagus, nilai-nilai yang baik. Namun sebagai manusia kita memiliki keterbatasan. Sebagai manusia kita adalah makhluk yang lemah. Kita tidak bisa serta merta mewujudkan apa yang ada dalam fikiran kita.

Sebagaimana shalat orang awam seperti penulis ini, tak selamanya bisa khusyu'. Bahkan definisi khusyu' saja masih suka rancu. Tetapi selama masih mau berjamaah, shalat ini sudah ideal.

Lebaran kemarin ada pengalaman. Seorang tokoh masyarakat menyampaikan pada penulis, "aku ki kerep dinggo takonan uwong, tapi aku ngandani anakku dewe kangelan", terjemahnya: "banyak orang yang suka bertanya padaku, minta nasehat ini itu, tetapi aku sendiri kesulitan menasehati anakku".

Esensinya,

Kita perlu menyadari bahwa sejatinya kita adalah hamba. Secara personal kita tidaklah sempurna. Namun dengan adanya sesama kita, maka kita bisa saling mengoreksi, menguatkan, melengkapi, dan memperbaiki.

Kurangnya kita dalam suatu hal, adalah tugas orang-orang terdekat untuk melengkapi. Andaikan yang terdekat tidak memiliki hal itu, pasti orang lain entah dimana pasti memiliki solusinya.

Maka sesungguhnya kehidupan ini layaknya permainan. Satu dengan yang lain hanya bertugas "memindahkan" kemanfaatan. Meski seperti permainan, tetapi Tuhan tidak main-main menciptakan kehidupan ini. Maka dari itu Ia memberikan hal-hal yang ideal, berupa petunjuk yang disampaikan melalui utusan.
 
Akhirnya, dengan berjamaahnya satu sama lain, kita bisa mengingatkan, bisa melengkapi, asalkan memiliki cara berfikir bahwa tak ada manusia sempurna. Diciptakan berbeda-beda adalah untuk mengenal, dan saling melengkapi. Tidak ada yang paling benar, paling kuat, paling ideal. Karena sesungguhnya hal ideal yang dimiliki datangnya dari Allah juga.

Salam,
Agus Tri Yuniawan

Sumber Gambar: Instagram @gravityglue