Memperbaiki Hidup?

Bismillah, Alhamdulillah, Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad.

Memperbaiki artinya membuat semakin baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memperbaiki memiliki arti (1) membetulkan (kesalahan, kerusakan, dan sebagainya) atau (2) menjadikan lebih baik (bagus, rapi, dan sebagainya).

Jika seseorang menginginkan sesuatu, artinya sesuatu tersebut belum dimilikinya. Demikian juga dalam hidup, jika seseorang menginginkan suatu kondisi tertentu yang ideal, artinya pada saat itu kondisi orang tersebut belum ideal dan perlu diperbaiki supaya ideal. Banyak faktor yang terlibat dalam kehidupan seseorang, baik faktor sosial, mental dan moral, kesehatan, dan lain sebagainya. 

Seseorang yang merasa kekurangan uang berupaya menambah penghasilan agar hidupnya menjadi lebih baik. Seseorang yang merasa kurang sehat maka berupaya berobat agar pulih kembali. Seseorang yang berulang kali melakukan kesalahan maka ia berupaya memperbaiki keadaan agar tidak melakukan kesalahan lagi.

Contoh-contoh tersebut adalah orang-orang yang berupaya berpindah pada kondisi hidup yang lebih baik. Namun adakalanya fluktuasi keadaan menyebabkan orang-orang tersebut sulit mencapai perbaikan. Maka sebagaimana tubuh sakit yang sedang dalam pemulihan. Ia tidak bisa pulih seketika, melainkan dengan perawatan yang kontinyu dan berkesinambungan. Demikian pun dalam hidup, orang perlu perawatan yang konsisten sehingga tercapai kondisi ideal yang diharapkan. Tidak bisa sekali minum jamu bagas waras langsung sembuh, ia perlu asupan gizi, pola hidup teratur, dan sebagainya. Hal ini memang cukup beralasan, pasalnya jika tubuh sakit sudah sehat kembali, potensi kambuh pun dapat hadir kapan saja. Maka ia tidak bisa mengandalkan dirinya sendiri, perlu "partner" yang pas agar terjaga dan terawat kondisinya. Adapun partner yang terbaik adalah Allah Subhanahu Wata'ala, Rabb pemilik segalanya. 

Habib Novel bin Muhammad Alaydrus pernah berkata, sebagaimana yang penulis torehkan pada status whatsapp yaitu:

"Jika kita pengen banget memperbaiki hidup, tapi bingung mau mulai dari mana, maka mulailah dengan memperbaiki shalat".

Shalat adalah ritual agama harian yang telah ditentukan tata caranya. Ritual ini bersifat wajib bagi setiap muslim. Memperbaiki berarti membangun kesadaran akan shalat dan hal lain yang terkait serta menindaklanjuti dengan pelaksanaan nyata. 

Seringkali orang mengandalkan dirinya sendiri, coach, teman, motivator, tokoh idola, dan lain sebagainya. Namun ia kadang melupakan Sang Pemberi Kekuatan, yang tidak ada daya dan upaya kecuali Dia, yang tidak dapat menunjukkan hidayah kecuali Dia juga. Maka pentingnya melibatkan Tuhan Yang Mahaesa, Allah Subhanahu Wata'ala adalah kuncinya.

Terkadang jamu tidak langsung bereaksi ketika diminum, tetapi ia membangun sel dan jaringan, otot-otot, kekuatan-kekuatan penopang lain yang mendukung kesembuhan, dan prosesnya tidak secepat minum obat kimia. Shalat membentuk pendukung-pendukung lain yang relevan dengan perbaikan hidup yang diinginkan, dan hal ini sangat sulit untuk diuraikan dengan cara berfikir yang linear.

Aku pengen banget punya penghasilan lebih, tapi kok ya begini saja. Aku pengen banget bisa bergaul dan punya banyak relasi, tapi kok ya sulit. Aku pengen banget lepas dari kebiasaan jelek ini, aku tahu ini salah, tapi kok ya susah. Aku pengen banget menikah, tapi kok ya kandas juga, dan aku galau. dan sebagainya-dan sebagainya. 

Maka, ibarat mengerjakan soal ujian, mulailah dengan yang mudah, mulailah dengan memperbaiki shalat. Mulai senangi momen ketika masuk waktu shalat, mulai kerjakan di awal waktu, lebih senang berjamaah daripada sendirian ketika fardhu, lebih senang penuh daripada bolong, dan sebagainya. 

Kita semua tidak tahu, takdir apa yang akan kita alami esok. Namun demikian, katakanlah "bagaimanapun seseorang perlu mengambil keputusan, sekalipun masa depan masih gamang. Dan saya memutuskan untuk memperbaiki shalat mulai sekarang. Saya memilih bersyukur persaat ini karena masih diberikan hidup, karena dengannya saya masih dapat mengerjakan dan memperbaiki shalat saya." Alhamdulillah.

Salam,
Agus Tri Yuniawan