Langkah Demi Langkah, Napas Demi Napas

Untuk hatimu yang sedang lara, untuk jiwamu yang tengah merana.

Saat dunia terasa menghimpit, dan jalan terasa begitu sempit.

Tulisan ini bukan untaian nasihat. Hanya sebuah teman dalam sunyi, pengingat saat diri terasa penat.

Ada badai yang tak bisa kau redam, ada malam yang terasa begitu kelam. Menerima ini adalah gerbang menuju tenang, bahwa tak semua hal bisa kamu menangkan.

Namun di tengah gulita, ada satu yang masih milikmu: satu langkah yang kau jejak, satu napas yang kau tarik dalam sesak.

Fokusmu bukan pada puncak di angan, tapi pada pijakan di bawah telapak tangan. Bukan pada akhir cerita yang kau tuju, tapi pada detak jantungmu yang masih berpacu.

Kemenangan hari ini bukanlah tentang akhir yang tuntas, tapi tentang bertahan tak melewati batas. Bukan tentang hutang yang lunas, tapi tentang menahan satu godaan dengan waras. Bukan tentang ia yang kembali, tapi tentang hatimu yang kau jaga agar tak mati.

Maka teruslah berjalan, kawan. Langkah demi langkah, napas demi napas.

Karena di sekolah kehidupan yang fana, ‘bertahan’ adalah kelulusan yang paling sempurna.

Salam,
Agus Tri Yuniawan