Kelapangan Hati adalah Kunci

Hiruk-pikuk kehidupan sering kali membuat seseorang tertekan dari segi pikiran dan perasaan. Hal ini menyebabkan orang merasa sumpek, tidak bisa berfikir dengan baik, fungsi kognitifnya terganggu. Akhirnya hal ini yang mendorong seseorang mengembalikan keadaan dirinya agar kembali tenang dan seimbang. Kiranya kita bisa belajar dari doa yang dipanjatkan oleh Nabi Musa a.s.. Ia berdoa, "Ya Tuhan lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku," memberikan kita panduan berharga dalam mencari ketenangan tersebut.

Kalimat pertama bukan langsung merujuk pada solusi, melainkan kelapangan dada. Memohon kepada Tuhan untuk melapangkan dada bukan hanya tentang mencari ketenangan emosional, tetapi juga tentang membuka diri terhadap perspektif dan solusi baru. Dada yang lapang memungkinkan kita untuk menghadapi tantangan dengan pikiran yang lebih terbuka. Hati yang lebih tenang memungkinkan kita untuk melihat peluang di balik setiap kesulitan.

Selanjutnya kita memohon kemudahan urusan. Kita sering kali menghadapi hambatan dan rintangan. Dengan memohon kemudahan, kita mengakui bahwa meskipun kita berusaha, kita juga membutuhkan bantuan dan bimbingan Ilahi. Ini mengajarkan kita untuk merendahkan hati dan mengakui bahwa kekuatan kita terbatas, tetapi dengan dukungan Ilahi, kita dapat mencapai lebih banyak. Masih ingat kan, bahwa kita bisa melakukan banyak hal ini adalah berkat karunia-Nya.

Kekakuan lidah yang dilepaskan adalah permintaan selanjutnya. Aktifitas interaksi sehari-hari memerlukan usaha yang baik sehingga pikiran dan perasaan kita dapat tersampaikan. Sampai berarti apa yang diterima partner bicara sama dengan yang kita maksudkan. Memohon agar kekakuan lidah dilepaskan adalah permohonan untuk kejelasan dan kefasihan dalam berkomunikasi. Ini penting agar kita dapat menyampaikan ide dan perasaan kita dengan cara yang membangun dan efektif.

Doa ini mengajarkan kita tentang pentingnya keluasan batin, kerendahan hati, dan komunikasi yang efektif. Keadaan batin yang luas dapat menampung lebih banyak keadaan. Meniadakan perasaan cupet, mengurai keadaan yang ruwet, melancarkan pikiran yang seret. 


Salam,
Agus Tri Yuniawan