UJIAN AKHIR (HIDUP) NASIONAL
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur senantiasa kita
haturkan kepada Allah Subhanahu Wata'ala atas semua nikmat yang telah diberikanNya kepada
kita. Tentu saja nikmat yang kita syukuri bukan hanya nikmat materi, tetapi
juga nikmat iman didalam hati. Sholawat dan salam tercurah kepada Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Beberapa waktu yang lalu, bapak menteri pendidikan
mengunjungi salah satu sekolah boarding di Bokoharjo Prambanan Sleman. Penulis teringat
akan program penghapusan Ujian Akhir Nasional (UAN) yang sebelumnya pernah
diwacanakan dan pada akhirnya wacana tersebut diputuskan untuk tidak
dilaksanakan dengan berbagai macam pertimbangan.
Mungkin pernah kita dengar perkataan “belajar setahun
ditentukan nilai tiga hari”. Maka dari hal tersebut siswa yang hendak mengikuti
UAN, tentu idealnya mereka akan mempersiapkan pada tahun-tahun sebelumnya
sehingga dapat lulus UAN. Ada juga yang mempersiapkan pada saat tingkat akhir
saja (kelas 6 bagi SD dan kelas 3 bagi SMP/SMA). Begitu pula mahasiswa, jika menginginkan IPK terbaik, maka harus memulai perjuangan terbaiknya dari semester 1. Disini dapat kita pahami,
bahwa hampir semua siswa maupun mahasiswa menginginkan lulus dengan hasil terbaik, tetapi ada juga yang
menginginkan sekedar lulus saja, yang jelas jangan sampai tidak lulus.
Analogi UAN tersebut bisa kita korelasikan dengan kehidupan.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda bahwa amalan seseorang itu tergantung pada akhirnya. Ada
yang sepanjang hidup seseorang dikenal sebagai orang yang taat beribadah,
kemudian meninggal dalam keadaan jelek., dan ada pula seseorang yang sepanjang
hidupnya dikenal sebagai orang yang bermaksiat, tetapi berubah menjadi orang
baik di akhir hidupnya dan Allah mengakhirkan hidupnya dalam keadaan tersebut. Kondisi
politik negara kita tercinta ini juga dapat kita pandang dari kacamata
tersebut. Ada pejabat yang sepanjang karirnya dikenal sebagai orang yang
menyejahterakan, mempunyai tingkat kepercayaan publik yang tinggi, tetapi
berakhir dengan mengenakan jas orange. Namun jarang pejabat yang secara
personal benar-benar tegar menghadapi terpaan angin ujian yang begitu
kencangnya.
Goal dari tulisan ini adalah mengingatkan pada diri penulis
pribadi dan mengajak pada pembaca sekalian, bahwa dalam menjalankan kehidupan
yang pendek ini, akan selalu ada musuh yang menghalangi laju di jalan yang
lurus, musuh itu bernama setan. Dia tidak akan rela sampai pada akhirnya
manusia menjadi teman mereka di neraka. Dan uniknya, hal ini ia lakukan sampai
detik-detik akhir hidup manusia. Sebagai contoh, kisah ketika ada seseorang
yang berperang bersama Rasulullah, kemudian meninggal dunia di medan perang. Sahabat
bertanya, apakah orang tersebut masuk surga? Rasulullah menjawab, “tidak, dia
di neraka”. Oh, ternyata malaikat Jibril menginformasikan bahwa orang tersebut
ketika sakaratul maut tidak tahan dengan rasa sakit yang begitu dahsyat,
kemudian dia meraih sebilah pedang dan menghujamkannya pada tubuhnya sendiri
agar cepat mati dan tidak merasakan sakit lagi.
Ada juga sahabat yang dulunya ikut hijrah 2 kali ke negeri
Habasyah bersama Rasulullah demi menyelamatkan iman. Akan tetapi Karena banyak
bermuamalah dan berinteraksi dengan hal-hal yang kurang baik, akhirnya murtad
dan meninggal dalam keadaan yang menyedihkan. Masih ada kisah-kisah yang lain
yang diberitakan Allah tentang umat-umat terdahulu, yang tentunya adalah agar
manusia mengambil pelajaran. Rasulullah bersabda, jangan mudah kagum dengan
amalan seseorang sampai kamu perhatikan bagaimana akhir hidupnya. Inilah yang
menjadikan peringatan pada diri kita semua, agar jangan membenci berlebihan
kepada orang yang kita anggap jelek amalannya, tetapi juga jangan mudah kagum
berlebihan pada orang yang kita anggap bermal super baik. Karena bisa jadi yang
jelek amalannya tadi mendapat hidayah dari Allah dan akhirnya mendapatkan husnul
khatimah dan kita pun tidak tahu apakah orang yang super baik tadi bisa
istiqomah sampai akhir hidupnya.
Mari kita saling mendoakan, dan mari berusaha menghilangkan
kedengkian terhadap saudara sesama mukmin. Karena kita saling membutuhkan
bantuan, jika tidak bantuan di dunia ini, pastilah di akhirat nanti. Mari kita
perbanyak saudara, jangan mencari musuh, Karena musuh kita sudah terlalu
banyak. Jangan jumawa atas amal-amal yang telah kita kerjakan, karena siswa yang selalu ranking 1 tiap semester saja bisa tidak lulus ujian nasional. So, akhirnya kita berdoa semoga kita dapat lulus menjalani ujian dalam hidup di dunia ini dengan hasil yang terbaik, dalam
kondisi yang terbaik. Aamiin.
Salam,
Agus Tri Yuniawan
Sumber Gambar: tribunnews[dot]com
Agus Tri Yuniawan
Sumber Gambar: tribunnews[dot]com