Menghormati Kesalahan Orang Lain
Namun, pernahkah kamu berpikir untuk mencoba sesuatu yang berbeda? Sesuatu yang mungkin terasa aneh pada awalnya, yaitu menghormati kesalahan orang lain.
Bukan, ini bukan berarti kamu membenarkan atau menyetujui kesalahan tersebut. Menghormati di sini adalah sebuah sikap batin. Sebuah pilihan untuk tidak menghujat, tidak memaki, dan tidak membiarkan hatimu dipenuhi kebencian atas ketergelinciran seseorang. Ini adalah salah satu cara untuk melatih kerendahan hati.
Ketika kamu mampu menghormati kesalahan orang lain, kamu secara tidak langsung sedang menasihati dirimu sendiri. Kamu membangun sebuah sudut pandang bahwa setiap manusia adalah tempatnya salah, termasuk dirimu sendiri. Kesadaran ini adalah rem yang kuat. Ia memberimu kendali diri yang lebih baik saat melihat orang lain jatuh. Kamu tidak akan mudah terbawa suasana untuk ikut-ikutan menghakiminya.
Nalarmu pun akan bekerja lebih jernih. Kamu menjadi bisa memisahkan antara individu dengan perilakunya. Kamu mengerti bahwa satu kesalahan tidak lantas mendefinisikan keseluruhan hidup seseorang. Sikap ini akan menjagamu dari energi negatif yang tidak perlu, yang hanya akan mengotori pikiran dan hatimu sendiri.
Eits, tunggu dulu. Penting untuk kita garis bawahi ya. "Kesalahan" yang kita bahas di sini memiliki batasan yang jelas. Yang kita hormati adalah kesalahan yang sifatnya pribadi, yang dampaknya paling besar hanya pada dirinya sendiri.
Misalnya, saat seorang teman salah mengambil keputusan karier yang merugikan dirinya, atau ketika seseorang mengabaikan tanggung jawab untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri. Ini adalah pilihan dan pertarungan personal mereka. Menghormati kesalahan mereka berarti memberi mereka ruang untuk belajar dari konsekuensi tindakannya, tanpa perlu kita hakimi habis-habisan.
Konteks ini tentu sangat berbeda dengan kesalahan yang bersifat sosial atau profesional, seperti korupsi, penipuan, atau tindakan kriminal yang merugikan masyarakat luas. Di sana, ada prinsip akuntabilitas dan keadilan yang harus ditegakkan, dan itu adalah ranah yang berbeda.
Maka, dalam sudut pandang spiritual, menghormati kesalahan pribadi orang lain adalah sebuah latihan untuk mencapai qolbun salim—hati yang selamat. Selamat dari apa? Selamat dari penyakit hati seperti sombong, iri, dengki, dan kebencian.
Saat kamu menolak untuk mengisi hatimu dengan penghakiman atas ketergelinciran orang lain, kamu sebenarnya sedang menjaga keselamatan hatimu sendiri. Kamu sedang membangun sebuah spirit di dalam dirimu agar orang lain selamat, bahkan dari pikiran dan hatimu sendiri. Kamu tidak lagi menjadi sumber energi negatif yang tertuju pada mereka. Sebaliknya, kamu berharap dalam diam agar mereka menemukan jalan kembali dan belajar dari kesalahannya.
Pada akhirnya, saat kamu melihat seseorang tergelincir dalam kesalahan pribadinya, mungkin kesempatan terbaik bukanlah untuk menuding. Melainkan, untuk bercermin dan mendoakan dalam hati.