Akhir Tahun 2020, Meningkatnya Kesadaran

Bertambah usia idealnya bertambah pula kesadaran. Kesadaran adalah kondisi pikiran dan perasaan saat merespon suatu kejadian. Artinya, seseorang memiliki alasan ketika memutuskan sesuatu. Kondisi ini erat kaitannya dengan banyaknya pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh seiring perjalanan waktu. Ya, kurang lebih begitulah maksudnya.

Misal, anak TK yang seragam sekolahnya sobek di sekolah. Maka ia merasa takut pulang, takut dimarahi bapaknya. Namun ketika sudah SMP, dengan peristiwa yang sama, ia sudah tidak takut lagi, karena ia bisa minta tolong penjahit dekat rumah, atau bisa menjahitnya sendiri. Nah, respon anak TK dan SMP ini menjadi berbeda karena meluasnya kesadaran.

Hal ini pun bisa kita pahami terhadap fenomena pandemi ini. Orang ketika awal terjadi pandemi, mereka begitu takut. Panic buying diberitakan terjadi di banyak tempat. Tempat umum mendadak sepi, masker, handsanitizer, bahkan sekedar botol sabun kosong pun menjadi barang langka yang diburu.

Namun sekarang, ketika informasi sudah banyak diserap, pengalaman telah banyak dijalani, sehingga orang-orang sudah banyak yang tidak takut, meskipun virus masih ada dan bahkan bervariasi. Hal ini karena mereka tahu, bahwa melaksanakan 4M dapat menghindarkan mereka dari penularan. Pun alat penunjang telah banyak tersedia. Juga adanya kabar vaksin, dorongan pemenuhan kebutuhan hidup, dan lain sebagainya.

Pada wilayah yang lebih luas, kesadaran dapat mengembalikan orang pada fitrahnya, menjadi orang yang baik, selamat, dan menyelamatkan. 

Seseorang yang hari ini misalnya punya pengalaman dihukum karena pencurian, korupsi, dan tindakan yang sedemikian bermakna dalam hidupnya, maka ia telah memiliki kesadaran akan perbuatan tersebut. Sehingga atas pengalamannya itu, cara pandangnya berubah, cara 'merasa'-nya juga berubah. Andaikan kesadarannya saat ini dibawa ke masa ketika akan melakukan tindak pidana, tentu realita kini akan berbeda.

Maka dalam kehidupan orang sering mendengar, "patuhlah nasehat orangtua, mereka gak akan menjerumuskan kamu", ini karena mereka telah memiliki kesadaran yang lebih luas, atas sebab akibat keputusan yang hendak diambil. Mereka telah "mengalami", atau setidaknya mengambil pelajaran nyata dari pengalaman teman-temannya satu generasi.

Tapi kan biasanya anak-anak punya kesadaran mereka sendiri ya? yang tercermin dari ucapan, argumen, dan tindakan yang mereka putuskan. Hingga nantinya terjadi negosiasi dengan orangtua. Yang akhirnya keputusan yang diambil dipasrahkan kepada Tuhan yang Mahakuasa.

Ya, kesadaran akan selalu meningkat, lambat maupun cepat. 

Meningkatnya kesadaran membuat orang tersipu malu, membaca status medsosnya sepuluh tahun yang lalu, betapa kekanakan dan 'alay'-nya ia yang dulu.

Kesadaran menjadikan orang tawasuth (bersikap pertengahan), karena ia tahu, bahwa satu peristiwa yang terjadi, itu komponennya banyak sekali.

Kesadaran menyebabkan orang menyangkal atau mengiyakan
Kesadaran membuat orang melakukan atau mengurungkan
dan kesadaran menjadikan orang menangguhkan atau menyegerakan~

Ingat gelang karet dalam foto ini? Dulu populer ketika saya masih STM. Siapa pernah sangka, bahwa gelang karet ini konon dapat meningkatkan kekuatan, kesehatan, dan keberuntungan bagi yang mengenakannya. Hehehe...

Salam,
Agus Tri Yuniawan