Diberdayakan oleh Blogger.

Catatan Perjalanan Singkat


Kemarin penulis ngobrol sama teman. Dia bercerita bahwa 2006 silam dia berencana piknik ke Bali bersama teman-teman sekolah. Namanya anak sekolah, momen piknik adalah hal yang sangat dinanti. Akhirnya, tinggal sehari waktu itu tiba. Jadwal berkumpul adalah esok pukul 08.00 di halaman sekolah. Menjelang tidur malam hari bayangan piknik pun sudah di depan mata. "Ahh, besok piknik, ke Bali", demikian pikirnya sambil tersenyum.

Esok harinya, adzan subuh pun berkumandang. Ia bergegas mandi, shalat subuh, dan berpakaian rapi. Tak lupa bekal yang sudah ia siapkan ia cek satu persatu. Pukul 05.30, ia merasakan lantai bergetar. Tambah detik tambah kuat. "Gempaaa!", teriaknya sambil berlari keluar. Ayah, ibu, dan adiknya pun berhamburan keluar bersama para tetangga. 

Goncangan berlanjut hingga akhirnya rumah-rumah roboh. Puing-puing berserakan di tanah. Belum lagi teriakan histeris para tetangga yang menyadari masih ada anggota keluarga yang tertinggal di dalam rumah.

"Ahhh," nafas menghela disela rintihan dan istighfar. Suka cita menjelang piknik sirna seketika. Bayangan pantai Sanur, pantai Kuta, dan Pasar Tradisional Ubud lenyap diantara tumpukan material rumah dan tangis tetangga.

Guys, inilah pengalaman yang ada. Point yang hendak disampaikan apa?

Realita kini menunjukkan bahwa kompetisi-kompetisi intelektual telah bergeser menjadi debat kusir yang mencaci. Berita-berita miring menjadi konsumsi sehari-hari. Hoax dan bully terlalu banyak hingga tak terhitung lagi. Saking banyaknya sampai sulit membedakan mana fakta mana dusta. Kabar nyata dikatakan rekayasa, berita tak berguna diangkat dan disebar-sebarkan melalui grup-grup WA.

Uniknya, banyak dari kita merasa "nikmat" menjalaninya. Entah sadar ataupun alpa masih ada saja yang ikut serta. 

Mereka, pembuat konten-konten yang tiada sedikitpun darinya yang meningkatkan iman ataupun cinta sesama, terus saja "berkarya". Alih-alih menambah pintar, justru kemunduran yang menjelma. Sekali lagi, mereka pun juga "menikmati" aktifitasnya.

Guys, mungkin persaat tertentu momen amnesia bisa menghinggapi siapa saja. Sehingga terlupa, bahwa "teguran-teguran" mampu melenyapkan rasa lezat yang ada. 

Nabi pernah mengabarkan, kelak di lapangan mahsyar, semuanya dikumpulkan dalam keadaan tanpa busana. Sahabat bertanya, apakah mereka tidak saling melihat aurat satu sama lain? Beliau menjawab, sungguh tidak sempat, sama sekali tidak peduli, situasi saat itu amat mencekam, hingga tiap-tiap orang amat sangat mengkhawatirkan dirinya saja. 

Guys, itu benar adanya. Maka terhadap situasi yang sedang ada kini, kita perlu sedikit bijak menyikapinya. Kini kita dihadapkan pada pertengkaran-pertengkaran, dan kita dibuat nikmat menjalaninya. Rasa nikmat itu tidak menambah perbaikan pada diri, justru membuang waktu produktif, dan tidak menambah kecintaan dan ketenangan hati.

Mari tingkatkan cinta sesama, kita raih nikmat-nikmat yang tidak dapat hancur oleh situasi yang ada, dan justru semakin meningkat hingga kita berjumpa dengan-Nya.

Salam,
Agus Tri Yuniawan 

Sumber Gambar: www[dot]aljanh[dot]net
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Beberapa kesempatan yang lalu, penulis mendapatkan broadcast video whatsapp yang diperankan oleh beberapa anak kecil yang menjelaskan tentang sebab orang baik sering tersakiti, sering tertipu, sering meneteskan air mata, dll. Tulisan ini dibuat untuk mengurai konten tersebut sehingga diperoleh sudut pandang yang semakin luas.

Pengalaman kehidupan memang membuktikan ada beberapa orang yang dianggap baik tetapi justru sering dimanfaatkan orang lain untuk keuntungan pribadi. Hal inilah yang membuat orang menarik kesimpulan bahwa orang baik itu tersakiti, sering ditipu, sedih, dan hal kurang baik lainnya. Namun demikian, jika kita melihat lebih jauh pada rentang waktu dari momen tersakiti sampai beberapa masa sesudahnya, ternyata rasa sakit, tumpahan air mata, dan semua beban tersebut bermetamorfosis menjadi sesuatu yang lebih indah. Orang tersebut menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, lebih smart, lebih sejahtera, dan lain sebagainya.

Hal tersebut membuktikan bahwa setiap hal yang dialami dalam setiap episode kehidupan merupakan "training" dari Sang Pencipta. Jika setiap kesakitan, dan setiap hal yang dianggap sebagai suatu "ketidakadilan" tersebut dipahami sebagai akibat menjadi orang baik, maka selanjutnya sangat mungkin tidak ada orang yang mau menjadi orang baik. Dengan demikian, segala kesakitan, pengalaman tertipu, seringnya mata menangis, itu adalah rahmat dari Allah Subhanahu Wata'ala. Karena kita juga yakin, tidak hanya orang baik, orang yang tidak baik pun juga bisa tersakiti, juga merasakan ditipu orang lain, pun juga merasakan menangis, dllsb. Maka menjadi orang baik ataupun tidak baik adalah suatu pilihan.

Akhirnya, yang perlu kita lakukan adalah bersyukur sebanyak-banyaknya. Orang yang baik cenderung dipertemukan dengan yang baik juga. Dan orang yang tidak baik pun cenderung bertemu orang yang serupa. Status orang baik dan tidak baik itu pun pada hakikatnya bukan hak kita untuk memberi label. Manusia hanya mengira-ira, hingga sampai pada suatu kesimpulan bahwa yang baik adalah menurut ukuran Allah subahanahu wata'ala. Inna akromakum 'indallahi atqakum, demikian bahasa firman-Nya.

Sudah, nggeh. Bisa disimpulkan sendiri hasil pembahasan kali ini. Dan yang paling terakhir tulisan ini, mengajak kita semua mengoneksikan segala hal kebaikan kepada Allah Yang Mahabaik. Kita dapat berbuat baik bukan karena semata kemampuan kita, tetapi karena hidayah dari-Nya. Dengan demikian, menjadikan kita semua tidak 'ge-er', tidak besar kepala, dan tidak ke-'pede'-an bahwa kita adalah orang yang benar-benar baik. Kita hanyalah orang yang terus berusaha, terus berproses menjadi orang yang baik, dan dengan itu pula kita menebarkan kebaikan-kebaikan disekitar kita, dari lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Alhamdulillah.

Salam,
Agus Tri Yuniawan

Sumber gambar: twitter

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Coretan yang lalu

Tentang Saya


Agen Perubahan Informatika

Penulis juga bertugas sebagai anggota tim admin medsos:
Padukuhan Dawung
Twitter @DawungID
Instagram @padukuhandawung
FB @padukuhan.dawung

SLB Negeri 2 Yogyakarta
Twitter @SLBN2Jogja
Instagram @slbn2jogja
FB @SLBN2Jogja

About Me






Tujuan dibuat blog ini:
(1) Sebagai nasehat dari penulis untuk diri penulis sendiri, agar tidak lupa, selanjutnya publik dipersilakan mengambil jika ada manfaatnya,
(2) Sebagai media dakwah,
(3) Sebagai sarana menulis


About Me

Postingan Populer

  • Laporan Aktualisasi Latsar CPNS 2019
    Setiap kegiatan pasti ada penghujungnya. Kini tibalah saatnya kami sampai pada kegiatan penutupan pelatihan dasar CPNS 2019. Pada sesi ak...
  • Status WA Kegiatan Latsar CPNS
    Bismillah, Alhamdulillah. Semoga kalian semua dalam keadaan sehat ya, sahabatku semua. Tulisan kali ini penulis memunculkan tema tentang ...
  • Hubbul Wathan Minal Iman
    Bismillah, Alhamdulillah. Semoga kalian sehat selalu, teman-temanku. Beberapa waktu kemarin, Mas Wildan membuka blog ini, dia bilan...
  • Catatan Latsar: Hari Kedua
    Bismillah, Alhamdulillah. Hari Kedua, Latsar CPNS Gol. III Tahun 2019. Rabu, 3 Juli 2019. Kegiatan hari ini diawali dengan jogging ...
  • Catatan Latsar: Hari Pertama
    Bismillah, Alhamdulillah. Catatan kali ini dan 18 hari kedepan adalah catatan penulis selama menjalani Pendidikan dan Pelatihan Dasar (L...
  • Catatan Latsar: Hari Kedelapan (bagian 1)
    Selasa, 9 Juli 2019. Kegiatan pagi seperti biasa yakni shalat subuh berjamaah, olahraga, sarapan dan apel pagi. Selanjutnya ada tiga agen...
  • Catatan Latsar: Hari Ketiga
    Bismillah, Alhamdulillah. Hari Ketiga Latsar CPNS Gol. III Tahun 2019. Kamis, 4 Juli 2019. Seperti hari sebelumnya, setelah menjalanka...
  • Catatan Latsar: Hari Kesembilan
    Rabu, 10 Juli 2019. Yel-yel yang ditampilkan pada apel pagi ini hanya kelompok kami. hal ini karena kelompok 12 dan 13 persiapan seminar ...
  • Catatan Latsar: Hari Keenam
    Ahad, 7 Juli 2019. Setelah kegiatan temu kangen, kami berkumpul untuk melaksanakan apel. Seperti biasa kami mengatur barisan di depan Asr...

Sahabat Telah Singgah

blog counter

Blog Archive

  • ►  2020 (17)
    • ►  Desember (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ▼  2019 (45)
    • ►  Desember (4)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (27)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ▼  Januari (2)
      • Penghancur Kenikmatan
      • Orang Baik Sering Tersakiti?
  • ►  2018 (51)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (22)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (13)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Dibuat dengan Sepenuh Rasa