Cintailah, Maka Ia Terlihat Indah

Pernah ada pertanyaan klasik seperti ini, "ia terlihat indah karena kamu mencintainya, atau kamu mencintainya karena ia indah?"

Jawaban setiap orang tentu berbeda, tergantung sudut pandang dan pengalaman masing-masing.

Namun demikian, hal yang akan penulis sorot pada tulisan ini adalah sebagaimana judul. Orang dapat melihat keindahan sesuatu karena ada rasa cinta di hatinya.

Mari kita ambil contoh konkrit yang ada di lapangan. Seorang anak kecil, bagaimana pun aktifnya dia, dia selalu nampak indah dan lucu dimata orangtuanya. Bahkan ketika si anak jauh pun, saat ibu melihat sepatu kecil si anak, maka ibu melihat itu sebagai suatu keindahan.

Seseorang terhadap seorang yang dihormati dan dicintainya, maka ia pun akan suka pula terhadap setiap orang yang dekat dengannya, entah kenal atau tidak, maka ia menjadi hormat dan segan. Itu secuil contoh saja diantara sekian banyaknya.

Lagi, 

Pengalaman nyata Nabi Isa ketika berjalan-jalan bersama para muridnya. Mereka melewati sebuah parit, dan didalamnya ada seonggok bangkai kuda. Para murid menutup hidung dan berkata, "Bau sekali bangkai kuda itu." Kemudian Nabi Isa pun berkata, "Putih sekali ya gigi kuda itu". Para murid keheranan, lalu berkata, "Mengapa engkau berkata seperti itu, Guru? Bukankah bangkai itu memang bau sekali?"

Nabi Isa menjawab, "Ketahuilah, seseorang melihat dan menanggapi sesuatu berdasarkan apa yang ada dalam dirinya. Aku tidak melihat kecuali hanya kebaikan dan kebaikan."

Teman-teman, hal ini pun juga berlaku dalam kehidupan ini. Melalui pelajaran, pesan dakwah, nasehat, kita semua disuguhkan sebuah nilai, agar kita dapat melihat kebaikan-kebaikan yang ada. 

Kita merasa begitu nyaman, memandang indah, respek, dan menjaga barang-barang, manakala kita ada rasa cinta terhadap si pemilik barang tersebut. Begitu pun dalam keseharian ini, kita berjumpa dengan tetangga-tetangga, berjumpa dengan lingkungan kampung, melihat kenampakan alam, berjumpa dengan kejadian-kejadian, dan lain sebagainya, padahal tidak ada yang memiliki itu semua kecuali hanya Allah saja. 

Maka cara pandang kita terhadap setiap sesuatu selalu diuji setiap saat. Dan manusia adalah makhluk pembelajar yang selalu diberikan kesempatan agar hati dan fikirannya dapat berbenah.

Kesimpulannya,

Sesuatu akan nampak selalu indah manakala ada rasa cinta terhadapnya. Sebaliknya, jika sudah tidak suka, apapun menjadi terlihat salah. Maka tidak sedikit lagu-lagu cinta yang liriknya "mengapa aku harus slalu mengalah..., mengapa aku selalu salah dimatamu..., mengapa..., oh, mengapa..." Jawabannya simpel, karena tidak cinta. Hahahaha.

Udah, mau cerita itu saja 😊

Salam,
Agus Tri Yuniawan