CERIAKAN WAJAHMU, RAPIKAN PENAMPILANMU, BERUBAH HIDUPMU

Ada seorang pemuda yang datang mengadu pada Abu Yazid al Bustomi. Pemuda itu berkata, "Wahai Guru, saat orang terlelap dalam tidurnya, aku bangun sendirian tahajud ditemani bintang-bintang. Saat orang lupa berdzikir, aku tetap ingat padaNya, saat orang tidak ingat halal-haram, aku tetap menjaganya. Tetapi mengapa hidupku susah terus? Apa yang harus aku lakukan untuk mengubah keadaan ini?"

Diluar dugaan. Kalau guru lain mungkin menjawab, "bertobatlah, perbanyak istighfar, perbanyak puasa, dll", tetapi beliau menjawab, "Perbaiki penampilanmu, ceriakan wajahmu".

Kalau engkau berpenampilan rapi, wajahmu ceria, meski bagaimanapun situasimu saat ini, maka seolah engkau berkata "apapun yang kurasakan, aku tetap menunjukkan penampilan yang baik dan wajah yang berseri, karena masih banyaknya nikmat yang Allah berikan padaku. Aku tidak ingin menunjukkan bahwa Allah memberiku masalah, aku tidak mau menampilkan bahwa Allah tidak mengurusku, padahal Dia selalu mengurusku. Terhadap nikmat-nikmatNya, kutunjukkan melalui penampilan dan wajah ceriaku, agar Allah ridho kepadaku".

Maka logika berpikir yang demikian dapat kita analogikan dalam kehidupan sehari-hari. Misal: ada anak yang selalu murung, galau, susah senyum. Maka ketika orang melihatnya, mereka cenderung berfikir, "anak ini murung terus, apa nggak diperhatikan sama orangtuanya po ya?". Orangtua si anak yang pertama kali dipertanyakan seperti itu.


Maka, ketika orang selalu berusaha berpenampilan rapi, dan menunjukkan wajah berseri-seri, sejatinya ia ingin menunjukkan bahwa Allah selalu memberi kelimpahan nikmat kepadanya. Dan kalaupun ia sedang bersedih, ia simpan dan tidak ingin menunjukkan kesedihannya pada orang-orang. Maka seolah Allah pun berkata, "HambaKu ini tetap tersenyum dan menjaga penampilannya meski Aku sedang memberi ujian padanya. Ia begitu menjagaKu dan menunjukkan pada makhlukKu yang lain bahwa Aku tetap mengurusnya. Maka akan Ku beri ia kekuatan dan Kutambahkan nikmat-nikmatKu kepadanya".

Teman-teman, tips tersebut begitu sederhana. Dalam praktiknya mungkin ada yang merasa gampang dan merasa sulit. Tetapi karena sudah mengetahuinya, mudah-mudahan kita diberikan kekuatan untuk dapat menjalankannya.

Kesimpulan:
Bagaimanapun keadaanmu, berapapun pendapatanmu, seberapa ruwetnya permasalahan hidupmu, tetap tunjukkan wajah berseri-seri dan penampilan yang rapi. Seandainya perlu bersedih (karena ini bagian dari sifat alamiah manusia), simpan saja, tunggu sampai stabil, tak perlu orang-orang tahu, apalagi menulisnya di status medsos. Dengan cara ini kita menjaga Allah, dan Allah mengubah hidup kita menjadi lebih baik. Aamiin

disarikan dari ceramah Habib Novel Alaydrus di Youtube

Salam,
Agus Tri Yuniawan