LILIN DAN DO'A

Ada diantara manusia begitu gigih membantu orang lain, tetapi ia mengesampingkan kebutuhan dirinya sendiri. Banyak orang mendapatkan manfaat darinya, tetapi dirinya sendiri menyembunyikan kekurangan akibat tidak sempat memikirkan kebaikan dirinya. Maka diibaratkan ia layaknya lilin yang menerangi sekitar, tetapi ia membakar dirinya sendiri hingga habis tak tersisa.

Mengapa judul tulisan ini lilin dan do'a? bukan lilin dan lampu, atau lilin dan senter misalnya? Mengapa disandingkan dengan do'a? 

Baik, mari kita ulas. Seseorang yang bisa membantu orang lain dengan do'a, maka sungguh dia telah memelihara kehidupan dengan baik. Seseorang yang tulus mendoakan saudaranya, bahkan tanpa sepengetahuannya, maka tidak ada sedikit pun kerugian yang didapatkan olehnya. Tidak ada bagian yang berkurang ketika itu dilakukan. Bahkan orang yang mendoakan saudaranya, justru ia pun turut mendapatkan hal yang semisal dengan yang ia minta untuk saudaranya. Rasulullah bersabda:

“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.” (HR. Muslim no. 4912)

Ajaibnya, bantuan berupa do'a ini bisa menghilangkan kedengkian atas izin Allah. Do'a yang dipanjatkan dapat menjadikan suasana yang adem, dan salah satu tanda cinta adalah mendoakan kebaikan. Maka, jika tangan kita tak mampu membantu kerepotan orang lain, jika koin kita tak juga mampu meringankan beban saudara kita, maka yang terbaik adalah panjangkan lisan kita tuk memanjatkan do'a baginya. Hal ini sekaligus melatih pondasi sosial kita dengan baik. 

Semoga do'a yang kau mohonkan untuk saudaramu, Allah memperbaiki pula keadaanmu. Ibarat pepatah, sekali merengkuh dayung dua pulau terlampaui, meskipun dayung sudah digantikan motor sekarang.

Selamat berakhir pekan teman-teman.

Salam,
Agus Tri Yuniawan