ANTARA SUKA DAN TIDAK SUKA

Dalam kehidupan kita dihadapkan dua hal, yaitu antara hal-hal yang kita sukai dan hal-hal yang tidak kita sukai. Suka adalah ketika kita merasa nyaman dengan hal tersebut, dan sebaliknya tidak suka adalah hal-hal yang membuat hati kita tidak nyaman, apapun itu, kegiatan, situasi, seseorang tertentu, dll.

Namun adakalanya dua hal tersebut (suka dan tidak suka) terjadi perubahan intensitas seiring berjalannya waktu. Hal-hal yang tidak kita sukai, bisa saja terasa biasa pada saat-saat tertentu, begitu juga hal-hal yang sangat kita sukai bisa menjadi terasa biasa saja pada saat tertentu pula, atau bahkan bisa juga kedua hal tersebut berubah 180^. Tadinya tidak suka menjadi suka dan begitu pula sebaliknya.

Itulah mengapa hati disebut juga "qalb", yang artinya sesuatu yang sangat mudah berbolak-balik. Begitu pun ada orang berkata bahwa batas antara suka dengan tidak suka hanyalah setebal kulit ari.

Jadi, bagaimana?

Kembalikan pada nasehat yang mulia ini, "Janganlah engkau mencintai sesuatu dengan amat sangat cinta, karena suatu saat engkau akan membencinya. Dan jangan pula engkau membenci sesuatu dengan amat sangat benci, karena bisa jadi suatu saat engkau akan mencintainya"

Dan juga, terhadap sesuatu yang tidak kamu sukai, maka jagalah lisanmu dari mencela, mencerca, membully, dan apapun itu yang menunjukkan ketidaksukaanmu padanya. Karena pertama, engkau akan diingat oleh orang sebagai orang yang membenci. Kedua, jika Allah berkehendak, maka keadaan justeru bisa berbalik padamu. Berapa banyak orang yang dulu membenci seseorang, kini justeru menjadi pasangan? Tidak cukupkah pengalaman seseorang ketika ia dulu banyak menunjukkan ketidaksukaan terhadap kelompok tertentu, tetapi pada akhirnya orang itu masuk dalam kelompok tersebut? Kurang banyakkah contoh orang-orang yang awalnya suka mengumumkan ketidaksukaannya akan kondisi saudaranya, tetapi justeru kini ia mengalami sebagaimana yang dialami saudaranya itu, yang dalam istilah orang tua kita disebut 'numusi'?

Maka hal yang semoga menjadi jalan selamat adalah menjaga lisan, menjaga jari, menjaga tulisan. Ketika kita tidak menyukai sesuatu, diam adalah pintu selamat yang pertama, dan jika hal tersebut memang perlu untuk disampaikan, carilah situasi yang tepat.

Sudah, mau nulis itu saja mengawali pekan ini. Yang tertulis tersebut adalah hal-hal yang bersifat umum. Adapun hal-hal yang bersifat khusus, maka Allah telah menganugerahkan perangkat yang canggih dalam hatimu yang bernama 'fuad'. Ia adalah hati yang lebih dalam, yang mampu membedakan antara salah dan benar.

Shalat dulu teman-teman.

Salam,
Agus Tri Yuniawan