Diberdayakan oleh Blogger.

Catatan Perjalanan Singkat

"Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh". Semboyan tersebut telah melekat dalam ingatan kita dan lebih-lebih selalu diperdengarkan setiap peringatan kemerdekaan. Sebagaimana tulisan sebelumnya yang berjudul "mangan ra mangan sing penting kumpul", bahwa kebersamaan adalah hal yang prioritas dibandingkan dengan kepentingan individu.

Kebersamaan memang terbukti menguatkan setiap makhluk dimuka bumi ini. Dapat kita lihat kumpulan hewan yang bermigrasi jauh setiap tahunnya. Mereka dapat melaksanakan perjalanan jauh karena dilakukan secara bersama-sama. Menurut situs www.bbc.com, hewan-hewan yang melakukan perjalanan luar biasa jauh diantaranya adalah penyu belimbing yang berenang sejauh 20.500 kilometer, dari pantai Indonesia ke pantai barat Amerika. Selain itu, ada burung tern Belanda yang dapat terbang sejauh 96.000 kilometer dari timur laut Inggris ke Antartika. Mereka bisa melakukan itu karena bersama-sama. Begitu juga beberapa pesawat yang terbang dengan pemanfaatan sifat aerodinamika menggunakan formasi V. Dengan terbang bersama menggunakan formasi V, pesawat-pesawat tersebut dapat menghemat bahan bakar sehingga dapat terbang lebih jauh. Mau contoh lagi? peristiwa yang belum lama ini fenomenal dan berlangsung di Indonesia. Sekelompok santri dari Ciamis berjalan kaki ke Jakarta. Mereka kuat melakukan itu karena dilakukan dengan bersama-sama. 

Beberapa contoh tersebut menunjukkan bahwa kebersamaan itu menghasilkan kekuatan. Kebersamaan dalam lini terdekat adalah kebersamaan dalam keluarga, antara suami dan istri. Seorang ahli psikologi Jawa bernama Bendoro Raden Mas (BRM) Kudiarmadji, putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono VII, beliau mengatakan bahwa jika suami dan istri saling mengerti perasaan masing-masing, maka keluarga tersebut dapat merasakan kehidupan berkeluarga yang sesungguhnya. Jika dapat merasakan kehidupan berkeluarga, maka masing-masing bisa kuat dan bahagia dalam menjalani kehidupan dengan apapun situasi yang terjadi. So, yuk jaga persatuan dan kebersamaan demi kuatnya NKRI tercinta ini.

Salam,
Agus Tri Yuniawan

Sumber Gambar: techno.okezone.com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Ada anak yang nangis-nangis nggak mau disunat, tapi ada pula yang merengek-rengek minta sunat.

Ada keluarga yang sudah menikah lama belum juga dikaruniai putra, tapi ada pula pasangan yang tidak memprogramkan justru malah punya.

Ada orang yang berusaha mencintai bertahun-tahun tetapi belum bisa cinta, tetapi ada orang yang hanya lewat pandangan pertama langsung bisa cinta.

Apa lagi? Terlalu banyak contoh kelucuan yang ada di dunia ini. Ustadz Oemar Mita pernah berkata:

mengapa kita masih suka menangis?
karena kita masih di dunia
mengapa kita masih suka bersedih?
karena kita masih di dunia
mengapa kita masih mengalami galau?
karena kita masih di dunia

Meskipun lucunya dunia sedemikian ini, tetapi tetap saja Allah tidak menciptakan ini semua dengan main-main. Semua ada tujuannya. Maka benarlah nasihat yang mengatakan bahwa:

"hiduplah sesukamu, suatu saat kau akan mati juga, dan setelah itu semua akan mempertanggungjawabkan amalnya masing-masing"

Akhirnya, dengan melihat realita dunia yang seperti ini, para orangtua sepuh kita memberikan nasihat: 

"ojo nggumunan" (jangan mudah kagum), "ojo kagetan" (jangan mudah kaget), "ojo srei, ojo drengki marang darbeke liyan" (jangan iri, jangan dengki dengan apa yang dimiliki orang lain). 

Semua adalah Allah yang mengatur. Allah menginginkan kita tumbuh dan berkembang. Allah menginginkan kita terus belajar dengan memperhatikan hikmah-hikmah dari setiap kejadian. 

Allah menginginkan kebaikan bagi hambaNya, dan bukan menginginkan sebaliknya. Dengan mengetahui ini, semoga kita tidak mudah kaget dan tidak mudah kagum dengan dunia yang lucu ini. Maka tetap gantungkanlah harapanmu pada Allah saja.

Salam,
Agus Tri Yuniawan

Sumber Gambar: azhamzone[dot]blogspot.com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Pernah kita mendengar "jika urusan ini kelar, aku bakal bisa tidur nyenyak" atau "jika pekerjaan ini selesai, aku bisa liburan nih" atau "jika persoalan ini berakhir, aku bisa tersenyum lega". Namun realita yang terjadi, begitu urusan/ pekerjaan/ persoalan tersebut selesai, maka ganti dengan tantangan lainnya. 


begitu juga dalam keseluruhan perjalanan hidup, orang ketika SMA berharap lulus UN, begitu lega sudah lulus, dihadapkan membangun pekerjaan atau pun kuliah, saat kuliah berusaha supaya skripsi lancar ujian kelar, setelah lega bisa menyelesaikan itu semua maka dihadapkan dalam jodoh dan pekerjaan, maka setelah lega mendapat jodoh dan pekerjaan, tantangan keluarga, anak-anak, dan seterusnya-dan seterusnya hingga manusia istirahat dalam kematiannya. 



estafet tantangan merupakan keniscayaan bagi setiap manusia yang hidup. dan dalam menjalani itu semua tidak mungkin engkau dapat selalu memenuhi keinginan setiap orang. maka lakukanlah hal-hal yang bermanfaat untukmu, kemudian konsistenlah dalam hal itu.¹



¹Syaikh Mahmud Al-Mishri, Semua Ada Saatnya, terj. Ust. Abdul Somad. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2017), hal. 235



Sumber gambar: http://edukasicenter[dot]blogspot[dot]co[dot]id
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Kita semua tahu, bahwa setiap barang yang baru, suatu saat akan usang.

Bukankah HP yang kini kau gunakan untuk membaca status ini dulunya juga baru?

Bukankan dulu kamu pun sangat suka menyanyikan lagu-lagu tertentu yang pada masa itu sedang hit-hitnya, dan kini semua itu kau tinggalkan.

Dan tidak hanya itu. Nama, gelar, pangkat, status, semua itu ada masanya.

Orang yang berkuasa kini, suatu saat akan berganti. Orang yang saat ini dititipkan kepadanya kedudukan, status sosial, nama terkenal, dan juga kenikmatan-kenikmatan yang lain, pun akan berubah keadaan esok hari.

Maka benar kata orangtua kita, "ojo dumeh", jangan jumawa. Karena itu tidaklah langgeng. Bahkan ketika kini ada orang yang fisiknya sehat dan kuat, kemudian berlaku semena-mena terhadap anak kecil, maka ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai perbuatan itu, karena lambat laun fisik akan melemah, sedangkan si anak kecil akan semakin kuat, dan bisa saja ia membalas dengan lebih hebat. maka jika terjadi demikian, kemanakah gerangan akan mencari perlindungan?

Maka, jika diberikan sesuatu yang baru, jangan sombong, dan jangan menyakiti siapapun. gunakan untuk kebaikan dirimu dan juga untuk kebaikan bagi yang lain. Sesuatu yang baru hari ini, akan menjadi barang usang di kemudian hari, sedangkan kebaikanlah yang langgeng. 

Tak hanya itu, makanan yang baru dimasak pun akan basi jika dibiarkan terlalu lama, maka yuk mari makan dulu teman-teman. Semoga kalian sehat selalu.

Salam,
Agus Tri Yuniawan

Sumber Gambar: www[dot]dreamstime[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Kalimat dalam judul tersebut tidak asing terdengar di telinga kita. Ini adalah falsafah jawa yang memuat nilai-nilai luhur. Jika dialihbahasakan kedalam bahasa Indonesia, kalimat tersebut menjadi "Makan atau tidak makan yang penting tetap bersama". Ada dua hal dalam kalimat tersebut yaitu "makan" dan "kebersamaan". Makan adalah hal yang berupa materi, sedangkan kebersamaan adalah hal non-materi. 

Falsafah tersebut mengajarkan kepada manusia, bahwa hal-hal yang bersifat non-materi itu lebih diutamakan, baru kemudian hal-hal materi. Beberapa contoh kasus yang barangkali bisa menjadi sebuah penjelas adalah sebagai berikut. 

1. Membangun Usaha Ekonomi
Ketika seseorang hendak membangun sebuah usaha, maka diperlukan modal berupa dana. Dana inilah yang akan diputar untuk kemudian menghasilkan keuntungan dalam usaha. Namun demikian, dalam membangun usaha ini juga diperlukan modal yang bersifat non-materi, misalnya: dukungan keluarga, dukungan suami/isteri, dukungan kolega, kepercayaan publik, doa orangtua, dan lain-lain. Tanpa ada hal tersebut, maka kegiatan ekonomi yang akan di jalankan mungkin tidak akan berlangsung lama. Mengapa demikian? Dukungan ibarat seorang kernet bagi sopir. Dia yang menjadi teman cerita kala mengemudikan kendaraan, menjadi teman saat mengganti ban yang bocor, menjadi penghibur dan pengusir ngantuk dalam perjalanan dengan canda dan ceritanya. Dan lain sebagainya. 

2. Membangun Kehidupan Berumah Tangga (Menikah)
Ketika seseorang memutuskan untuk menikah, maka diperlukan dua hal sebagaimana membangun usaha tadi, yaitu dana dan dukungan moril. Jika seseorang hanya mengandalkan dana, maka sangat dimungkinkan orang tersebut tidak akan istiqomah dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Tetapi jika dukungan moril sangat baik, maka dengan dana yang terbatas pun pernikahan dapat dilangsungkan. 

Telah menjadi pengetahuan bersama, bahwa pernikahan akan membawa dua orang menjalankan bahtera rumah tangga. Bahtera ini akan menghadapi pahit dan manis kehidupan. Pada saat menjalani kemudahan dalam hidup, maka biasanya biduk keluarga dapat berlayar dengan tenang. Namun apalah daya, badai dan gelombang merupakan suatu keniscayaan yang bakal menghadang. Pada saat-saat seperti itu, keluarga inti adalah garda terdepan yang akan menguatkannya. Mau mengandalkan uang? teman? sahabat? kolega?, ah, mereka hanyalah manusia biasa yang mempunyai batas kelapangan hati. Tetapi keluarga inti adalah yang akan senantiasa menerima kita bagaimanapun keadaan yang ada pada kita. Mereka yang akan merangkul, menguatkan, membukakan pintu rumahnya lebar-lebar untuk kita. 

Maka kurang pas ketika seseorang merasa mampu menikah, kemudian melaksanakannya dengan tidak mematuhi orangtua, menentang orangtua, bahkan menyakiti keduanya. Padahal ridho orangtua merupakan manifestasi dari ridhonya Sang Maha Pencipta. Maka ketika rumah tangga menghadapi tantangan, kemana kita mencari sandaran dan dukungan? tentu pada keluarga inti, karena sejauh manapun orang pergi, dia akan 'mulih', pulang ke rumah, bertemu keluarga.

Contoh-contoh tersebut merupakan pemaknaan dari nilai-nilai luhur judul tulisan ini. Hal-hal yang bersifat non-materi seharusnya dibentuk terlebih dahulu dengan baik baru kemudian menyusul hal-hal yang bersifat materi. "Kumpul sik, lagi mangan bareng-bareng, rak yo ngono?". Maka dalam Islam, niat di dalam hati menempati urutan pertama dalam setiap amal perbuatan. Jika niatnya tidak benar, maka nilai perbuatan tersebut menjadi rusak. Niat adalah hal non-materi, perbuatan adalah hal materi yang dapat dilihat dan disaksikan dengan panca indera. Bisnis adalah hal materi, sedangkan dukungan moril adalah hal-hal non materi yang dapat menguatkan pelaku bisnis dalam menghadapi tantangan usaha. Menikah sangat memerlukan dukungan moril untuk menjalani tantangan rumah tangga yang senantiasa menyapa dalam kehidupan. 

Kesimpulan, tidak semua hal harus disandarkan pada ketersediaan uang dan properti. Materi memang penting, tetapi non-materi harus didahulukan. Keberlimpahan materi tanpa disertai dengan keberlimpahan psikologi, tentu membuat orang tidak dapat menikmati hidup. Maka penulis mengajak, mari hidup dengan seimbang. Bagaimana pun kondisi kita saat ini, bangunlah perasaan yang hangat, nyaman, tenteram dalam keluarga, kepada ibu, bapak, adik, kakak, dan keluarga inti lainnya. Maka ketika kita menghadapi situasi apa pun di luar sana, lalu kita kembali ke rumah, persaan nyamanlah yang kita rasakan. Hingga pada akhirnya kita semua pulang dalam hakikat yang sebenarnya, kemudian Rabb kita memanggil "wahai jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah kepadaKu dengan hati yang puas dan Kuridhoi, maka masuklah kalian kedalam kelompok hamba-hambaKu yang berbahagia, dan masuklah kalian ke Syurga-Ku".

Salam,
Agus Tri Yuniawan

Sumber Gambar: sugiyartohuda[dot]blogspot[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Coretan yang lalu

Tentang Saya


Agen Perubahan Informatika

Penulis juga bertugas sebagai anggota tim admin medsos:
Padukuhan Dawung
Twitter @DawungID
Instagram @padukuhandawung
FB @padukuhan.dawung

SLB Negeri 2 Yogyakarta
Twitter @SLBN2Jogja
Instagram @slbn2jogja
FB @SLBN2Jogja

About Me






Tujuan dibuat blog ini:
(1) Sebagai nasehat dari penulis untuk diri penulis sendiri, agar tidak lupa, selanjutnya publik dipersilakan mengambil jika ada manfaatnya,
(2) Sebagai media dakwah,
(3) Sebagai sarana menulis


About Me

Postingan Populer

  • Laporan Aktualisasi Latsar CPNS 2019
    Setiap kegiatan pasti ada penghujungnya. Kini tibalah saatnya kami sampai pada kegiatan penutupan pelatihan dasar CPNS 2019. Pada sesi ak...
  • Status WA Kegiatan Latsar CPNS
    Bismillah, Alhamdulillah. Semoga kalian semua dalam keadaan sehat ya, sahabatku semua. Tulisan kali ini penulis memunculkan tema tentang ...
  • Hubbul Wathan Minal Iman
    Bismillah, Alhamdulillah. Semoga kalian sehat selalu, teman-temanku. Beberapa waktu kemarin, Mas Wildan membuka blog ini, dia bilan...
  • Catatan Latsar: Hari Kedua
    Bismillah, Alhamdulillah. Hari Kedua, Latsar CPNS Gol. III Tahun 2019. Rabu, 3 Juli 2019. Kegiatan hari ini diawali dengan jogging ...
  • Catatan Latsar: Hari Pertama
    Bismillah, Alhamdulillah. Catatan kali ini dan 18 hari kedepan adalah catatan penulis selama menjalani Pendidikan dan Pelatihan Dasar (L...
  • Catatan Latsar: Hari Kedelapan (bagian 1)
    Selasa, 9 Juli 2019. Kegiatan pagi seperti biasa yakni shalat subuh berjamaah, olahraga, sarapan dan apel pagi. Selanjutnya ada tiga agen...
  • Catatan Latsar: Hari Ketiga
    Bismillah, Alhamdulillah. Hari Ketiga Latsar CPNS Gol. III Tahun 2019. Kamis, 4 Juli 2019. Seperti hari sebelumnya, setelah menjalanka...
  • Catatan Latsar: Hari Kesembilan
    Rabu, 10 Juli 2019. Yel-yel yang ditampilkan pada apel pagi ini hanya kelompok kami. hal ini karena kelompok 12 dan 13 persiapan seminar ...
  • Catatan Latsar: Hari Keenam
    Ahad, 7 Juli 2019. Setelah kegiatan temu kangen, kami berkumpul untuk melaksanakan apel. Seperti biasa kami mengatur barisan di depan Asr...

Sahabat Telah Singgah

blog counter

Blog Archive

  • ►  2020 (17)
    • ►  Desember (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2019 (45)
    • ►  Desember (4)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (27)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (2)
  • ▼  2018 (51)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (5)
    • ▼  Maret (5)
      • KEBERSAMAAN ITU MENGUATKAN
      • LUCUNYA DUNIA
      • ESTAFET
      • BARU DAN USANG
      • Mangan Ra Mangan Sing Penting Kumpul
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (22)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (13)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Dibuat dengan Sepenuh Rasa