EGOIS


Sebagai catatan, penulis pernah mendapati 3 situasi sebagai berikut:

Situasi 1
Pernah, dulu, penulis memposting status pada dini hari. Kayaknya keren sih, terkesan bijaksana. Namun setelah dievaluasi dan dievaluasi, ternyata postingan tersebut cuma pengen agar orang menilai "ooh... suka bangun pagi ya, pagi-pagi dah bangun ngapain ya, shalat malam kali ya..." dll dll, satu.
.
.
Situasi 2
Waktu SMA dulu, kelas 3, rajiin banget puasa Senin-Kamis. Tapi bukan karena menjalankan sunnah melainkan.... pengen lulus ujian. Dan bener, setelah lulus, praktis kegiatan tersebut juga 'lulus', alias nggak dikerjakan lagi.
.
.
Situasi 3
Kalau situasi ketiga ini, hasil pengamatan dan verifikasi terhadap orang yang sudah berpengalaman. Pada situasi ini, ada orang-orang yang ketika akan mendapatkan calon pendamping, mereka begitu care, lembut, perhatian sama calon mertuanya. Namun begitu sudah tercapai tujuan, yakni menikahi putra/putrinya, maka hidupku ya hidupku, hidupmu ya hidupmu. Point nya, kelembutan dan perhatian yang dulu ada, kini tak nampak lagi.
.
.
Kesimpulan.
Situasi 1 dan 2 menjadi pelajaran, bahwa kedudukan niat dalam diri itu sangat penting. Islam adalah agama yang sempurna. Urusan ke kamar mandi, urusan pake sendal, bahkan urusan yang tidak kelihatan seperti niat saja ada aturannya. Situasi 3 juga menjadi renungan. Ibarat kata orang bijak, belajarlah sabar dari orang pemarah dan belajarlah bijaksana dari orang bodoh. Maka belajarlah dari pengalaman-pengalaman orang lain, ambil nilainya dan kamu tidak harus mengalaminya sendiri. 
.
.
Akhirnya, ketiga situasi tersebut menggambarkan sikap egois. Dan setiap orang, adalah yang paling mengerti dengan situasi dan kondisi dirinya masing-masing. Sebagai closing statement, ternyata sibuk ngurusi diri sendiri itu asyik ya. Hahaha...


Salam,
Agus Tri Yuniawan


Sumber Gambar: liveyounglifestyle[dot]com