Mental Yang Menular

Banyak nasihat bahwa sifat seseorang tergantung dengan siapa dia bergaul. Berteman dengan penjual parfum bisa ikut wangi, berkawan dengan pandai besi turut terimbas bau api. Kira-kira begitu contoh quote-quote nya, hehe.

Itulah mengapa sebagian besar orangtua mewanti-wanti anaknya supaya pandai memilih teman. Memilih akrab dengan teman yang berwatak baik, maka sangat mungkin bisa ikut ketularan baik. Begitu pula dengan watak yang jelek.

Lalu, mental yang menular itu yang bagaimana, sih? Begini. Misal sebenarnya kamu ini penakut. Lalu kamu berteman dekat dengan orang yang lebih berani. Maka kamu akan melihat cara ia bertindak, mendengar ia berbicara, dan memahami cara ia berfikir. Maka lambat atau cepat kamu pun ikut²an lebih berani.

Contoh lagi, kamu gak suka itung-itungan. Lalu kamu akrab dengan teman yang itungan. Dia bilang, "ealah, nyumbang 100ribu kok ga dapet apa²", atau, "nyumbangnya segini kok rotinya kecil", dsb. Maka di lain kesempatan sangat mungkin kamu terpengaruh cara ia berfikir. "Iya juga, ya?".

Inilah mental. Kamu bisa menghubungkannya dengan banyak contoh lainnya. Mental memberi atau tamak, mental peduli maupun ogah, pecinta atau pembenci, semua bisa saja menular.

Semoga kesadaran kita semakin tinggi, sehingga bisa tahu "aku ini begini, dan aku perlu berteman dengan si itu, itu, dan itu, supaya aku semakin baik". Gitu. Hehehe

Salam,
Agus Tri Yuniawan