Diberdayakan oleh Blogger.

Catatan Perjalanan Singkat

Seiring bertambahnya usia, banyak orang yang lebih mementingkan esensi daripada sensasi. Ketika dulu muda dan remaja, suka dan bangga dengan Ninja, kini ketika lebih berumur bahkan Legenda atau Vespa saja sudah cukup baginya. Ketika dulu suka dengan pizza, burger, dan chicken pasta, ia pun bahagia meng-capture dan memposting di sosial media, tetapi kini cukup dengan sego liwet, sayur asem, lalapan, dan buah yang ada, yang penting sehat dan berguna. Ketika dulu pula, bangga dengan gebyar dekorasi, wedding organizer, fotografer kelas elite, perburuan spot indah untuk foto pre-wedding, tetapi kini ketika kulit mulai keriput, rambut mulai berkurang hitamnya, dan lebih dalam dalam perenungan, ternyata keluarga yang hangat, akrab, sehat, dan bersahaja, itu jauh lebih ia butuhkan daripada sekedar foto-foto kemesraan yang di share, like, and tag dalam dunia maya. 

Aparatur Sipil Negara (ASN) atau yang biasa dikenal orang sebagai PNS adalah profesi yang memiliki prestis bagi kebanyakan mereka. Hal tersebut pula mengangkat status sosial dalam masyarakat, terutama masyarakat di kampung dan desa. Meski memang, perjuangan untuk mendapatkan status ASN tidaklah mudah. Perjuangan belajar, mengabdi di instansi sekian waktu, menjalani beberapa test, sampai dengan ujian kesabaran ketika menunggu hasil pun dijalaninya. Dan yang paling pokok tentunya adalah takdir Allah Subhanahu Wa ta'ala. Dengan demikian, ketika berhasil mendapatkannya, biasanya rasa syukur yang tak terkira terpancar dari mereka.

Ya, kini status ASN pun didapatkannya. Namun, apakah ini prestasi final? Tentu saja tidak. Maka, sebagaimana ilustrasi pada awal catatan ini, -penulis melanjutkan- bahwa esensi sebenarnya menjadi ASN adalah Allah telah percaya, bahwa yang bersangkutan telah siap mengemban tugas untuk negara. Dengan disandangnya status ini, semoga menjadikan dirinya lebih ikhlas, lebih serius, lebih baik, dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan setiap peran baik.

Maka, apakah rasa syukur, rasa bangga, dan bahagia, ketika awal mendapatkan status tersebut harus dikesampingkan dengan langsung 'by-pass' mengambil esensinya? Yang jelas, hal-hal tersebut adalah keniscayaan. Hal ini merupakan bagian dari proses, sebagaimana intinya orang berproses mendapatkan nikmat. 

Imam Al Ghazali pernah menyampaikan, lima macam nikmat menuju kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan akhirat/ ukhrawi. Namun hal ini tentu diawali dengan mendapatkan kenikmatan-kenikmatan sebelumnya sehingga dapat sampai kesana. Dimulai dari kenikmatan taufik, dimana orang mampu merasa bahwa dirinya selalu diberikan petunjuk oleh Tuhannya. Lalu orang mendapatkan kenikmatan eksternal berupa harta, perkawinan/ keluarga, dan rasa dihormati. Selanjutnya orang merasakan kenikmatan jasmani berupa kesehatan, kekuatan fisik, cantik/ tampan, dan panjangnya usia. Setelah orang merasakan kenikmatan tersebut baru ia menuju pada kenikmatan jiwa/ nafsiyah. Pada fase tersebut orang menyempurnakan akalnya dengan ilmu, bersikap taat pada agama, bersikap tegas dan berani, dan menegakkan keadilan di lingkungannya. Maka kenikmatan ini tidak sempurna jika kenikmatan jasmani belum terpenuhi sebelumnya. Setelah mendapatkan dan merasakan semua kenikmatan tadi, orang baru dapat merasakan kenikmatan ukhrawi. Ini adalah tangga, fase-fase, episode yang dilalui oleh manusia.

Maka simpelnya, ketika seseorang dulunya adalah orang yang 'urakan', jauh dari pengamalan nilai agama, 'mburu nepsu' kata orang Jawa, cuek dengan perkara-perkara akhirat, maka persaat tertentu ketika usianya bertambah, ketika anak-anaknya mulai remaja, ia mulai menemukan tugas pokok sebenarnya. Nalurinya menuntun ke arah kebaikan-kebaikan. Ia kini semakin rajin sembahyang, rajin menghadiri majelis taklim, senang dengan kegiatan-kegiatan sosial, bahkan status medsosnya pun semakin bijak. Ini karena ia telah merasakan kenikmatan-kenikmatan pengantar sebelumnya, sehingga kini ia tiba pada suatu masa, dimana esensi hidupnya adalah menuju Rabb-nya.

Penulis kerap pula mendapatkan cerita dari simbah-simbah sepuh yang berkata, bahwa seiring perjalanan rumah tangga, status istri atau suami adalah sebagai teman hidup, bukan lagi obyek mesra sebagaimana halnya ketika pacaran atau manten anyar. Cinta adalah pengantar menuju episode tanggung jawab keluarga. Yang kelak ketika orang berhasil menjalani tanggung jawab tersebut, surga adalah balasannya. 

ASN adalah identitas, bahwa seseorang benar-benar perlu amanah dalam menjalankan tugas yang dipercayakan kepadanya. Ia memiliki porsi lebih besar dalam hal tanggung jawab atas kebaikan negaranya. Ia bertanggungjawab atas kepercayaan dan kemaslahatan sesama dalam ruang lingkup tugasnya. Dengan demikian, adalah suatu prestasi jika ia mampu memproduksi kebaikan-kebaikan setelah ASN menjadi status dalam profesinya. Alhamdulillah.


Sumber Gambar: http://ciget[dot]info
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Newer Posts
Coretan yang lalu

Tentang Saya


Agen Perubahan Informatika

Penulis juga bertugas sebagai anggota tim admin medsos:
Padukuhan Dawung
Twitter @DawungID
Instagram @padukuhandawung
FB @padukuhan.dawung

SLB Negeri 2 Yogyakarta
Twitter @SLBN2Jogja
Instagram @slbn2jogja
FB @SLBN2Jogja

About Me






Tujuan dibuat blog ini:
(1) Sebagai nasehat dari penulis untuk diri penulis sendiri, agar tidak lupa, selanjutnya publik dipersilakan mengambil jika ada manfaatnya,
(2) Sebagai media dakwah,
(3) Sebagai sarana menulis


About Me

Postingan Populer

  • Laporan Aktualisasi Latsar CPNS 2019
    Setiap kegiatan pasti ada penghujungnya. Kini tibalah saatnya kami sampai pada kegiatan penutupan pelatihan dasar CPNS 2019. Pada sesi ak...
  • Status WA Kegiatan Latsar CPNS
    Bismillah, Alhamdulillah. Semoga kalian semua dalam keadaan sehat ya, sahabatku semua. Tulisan kali ini penulis memunculkan tema tentang ...
  • Hubbul Wathan Minal Iman
    Bismillah, Alhamdulillah. Semoga kalian sehat selalu, teman-temanku. Beberapa waktu kemarin, Mas Wildan membuka blog ini, dia bilan...
  • Catatan Latsar: Hari Kedua
    Bismillah, Alhamdulillah. Hari Kedua, Latsar CPNS Gol. III Tahun 2019. Rabu, 3 Juli 2019. Kegiatan hari ini diawali dengan jogging ...
  • Catatan Latsar: Hari Pertama
    Bismillah, Alhamdulillah. Catatan kali ini dan 18 hari kedepan adalah catatan penulis selama menjalani Pendidikan dan Pelatihan Dasar (L...
  • Catatan Latsar: Hari Kedelapan (bagian 1)
    Selasa, 9 Juli 2019. Kegiatan pagi seperti biasa yakni shalat subuh berjamaah, olahraga, sarapan dan apel pagi. Selanjutnya ada tiga agen...
  • Catatan Latsar: Hari Ketiga
    Bismillah, Alhamdulillah. Hari Ketiga Latsar CPNS Gol. III Tahun 2019. Kamis, 4 Juli 2019. Seperti hari sebelumnya, setelah menjalanka...
  • Catatan Latsar: Hari Kesembilan
    Rabu, 10 Juli 2019. Yel-yel yang ditampilkan pada apel pagi ini hanya kelompok kami. hal ini karena kelompok 12 dan 13 persiapan seminar ...
  • Catatan Latsar: Hari Keenam
    Ahad, 7 Juli 2019. Setelah kegiatan temu kangen, kami berkumpul untuk melaksanakan apel. Seperti biasa kami mengatur barisan di depan Asr...

Sahabat Telah Singgah

blog counter

Blog Archive

  • ►  2020 (17)
    • ►  Desember (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ▼  2019 (45)
    • ►  Desember (4)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (27)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (4)
    • ▼  Maret (1)
      • Meraih Status ASN Adalah Prestasi?
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (51)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (22)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (13)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Dibuat dengan Sepenuh Rasa