Catatan Latsar: Hari Keduapuluhsatu

Selasa, 23 Juli 2019. Hari ini adalah hari terakhir kami menjalani latsar tahap pertama di Bandiklat DIY. Hari ke-21 merupakan teori populer untuk menginstal kebiasaan baik pada diri seseorang. Jika seseorang mampu melewati 21 hari pembiasaan, maka hal itu akan menjadi karakternya. Meskipun memang tidak sesederhana itu, tetapi inilah ikhtiar yang dilakukan dengan perhitungan.

Maka ketika kalian ingin membiasakan hal-hal baik, lakukan selama 21 hari pertama dengan kontinyu. Ingin terbiasa menulis, lakukanlah kegiatan menulis selama 21 hari. Ingin membiasakan shalat dhuha, lakukan 21 hari terus menerus, jika ada yang terlewat, ulangi dari awal. Ingin bisa move on dengan mantan, lakukan pembiasaan 21 hari pertama, hehe.

Maka laksana telur ayam yang menetas pada hari ke-21, diharapkan pada hari ini kami "menetas" sebagai ASN yang memiliki integritas dalam melaksanakan setiap tugas. 

Kami mengawali pagi dengan "observasi lingkungan sekitar Bandiklat". Hari-hari sebelumnya kami memulai kegiatan pagi dengan joging dan senam. Kami tidak sempat mengenali lingkungan sekitar bandiklat yang katanya ada kuburan Cina, hutan, gereja, dll. Oleh karena itu, pada sesi mandiri kali ini, bersama Mas Nanang kami melakukan perjalanan menyapa lingkungan sekitar Bandiklat. 

Titik pertama kami menjumpai Masjid sebelah utara Bandiklat, namanya Masjid Jabal Nur. Masjid ini terletak di Perumahan Gunung Sempu Tamantirto, Kasihan, Bantul. Naik lagi kami menjumpai Gereja Salib Suci Gunung Sempu. Ada jalan setapak disamping gereja, kami masuk, disana terdapat pemakaman umum. 

Kami menyaksikan ratusan, mungkin ribuan makam yang ada disana. Lokasinya bersih, luas, indah seperti taman. Keluar area makam, kami turun ke jalan. Kami melewati depan Masjid Al Masyhur yang indah. Masjid Sendang Semanggi yang dalam proses pembangunan juga kami jumpai. Keselatan kami menjumpai juga Masjid Husnush Shalihah. Ujungnya kami kembali lagi ke Bandiklat melewati perumahan Villa Gardenia.

Setelah sarapan pagi dan apel, kami menjalani sesi pembekalan habituasi oleh Ibu Yulia Rustiyaningsih. Sesi ini merupakan lanjutan pada sesi sebelumnya. Poin yang membekas pada ingatan kami adalah beliau berpesan kepada kami, "laksanakan habituasi dengan baik, jika pada tahap ini kalian dapat menjalani tugas belajar dengan baik, itu karena banyak temannya. Nanti disaat habituasi, kalian akan jauh dari teman-teman latsar, maka kalian perlu saling menyemangati, mengingatkan, dan menguatkan. Harapannya agar tugas selesai tepat waktu, dan tertunaikan sesuai rencana."

Akhirnya, selama 21 hari ini kami belajar bersama-sama, menyamakan pikiran tentang wawasan kebangsaan, nilai-nilai bela negara, berdiskusi dan presentasi dengan kata-kata pilihan, memelihara kejujuran, menguatkan komitmen, dan mengembangkan integritas, agar bisa menjalankan peran dan fungsi sebagai ASN.

Paling akhir, mengutip perkataan Lao Tze, "Perhatikan pikiranmu, karena pemikiran akan berkembang menjadi kata-kata. Perhatikan kata-katamu, karena kata-kata akan berkembang menjadi perilaku. Perhatikan perilakumu, karena perilaku akan berkembang menjadi kebiasaan. Perhatikan kebiasaanmu, karena kebiasaan akan berubah menjadi karakter. Perhatikan karaktermu, karena karakter dapat menentukan nasibmu". Kamu yang membaca catatan ini, I miss you.

Salam,
Agus Tri Yuniawan